Label

Sabtu, 31 Agustus 2013

Orang-orang yang mendapat pahala dua kali

Sesungguhnya setiap amal kebaikan ada pahalanya. Sesuai dengan kadar ketulusan niat dan besarnya manfaat yang dihasilkan, sebesar itulah ganjaran yang akan didapatkannya. Sungguh, Allah Maha Pemurah. Ia memberi pahala amal kebaikan dua kali lipat, tiga kali lipat, bahkan lebih dari itu. Ada beberapa golongan yang mendapatkan pahala dua kali lipat yang disebutkan oleh hadits Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ: رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ  الْكِتَابِ آمَنَ بِنَبِيِّهِ وَأَدْرَكَ النَّبِيَّ, فَآمَنَ بِهِ وَاتَّبَعَهُ وَصَدَّقَهُ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَعَبْدٌ مَمْلُوْكٌ أَدَّى حَقَّ اللهِ تَعَالَى وَحَقَّ سَيِّدِهِ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَرَجُلٌ كَانَتْ لَهُ أَمَةٌ فَغَذَاهَا فَأَحْسَنَ غِذَاءَهَا ثُمَّ أَدَّبَهَا فَأَحْسَنَ أَدَبَهَا ثُمَّ أَعْتَقَهَا وَتَزَوَّجَهَا فَلَهُ أَجْرَانِ

Kamis, 15 Agustus 2013

Iman kepada para Nabi dan Rasul

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad dan rupa kalian, tetapi kepada kalbu dan amalan kalian.” Demikian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan al-Imam Muslim rahimahullah dalam Shahih-nya. Kalbu dan amalan, inilah dua hal yang Allah Subhanahu wata’ala lihat pada diri hamba- Nya. Oleh karena itu, keduanya selalu menjadi perhatian wali-wali Allah Subhanahu wata’ala. Mereka selalu berupaya membersihkan kalbu dari penyakit dan kotoran berupa syirik, takabur, ujub, hasad, dan penyakit kalbu lainnya. Di samping itu, wali-wali Allah Subhanahu wata’ala berupaya memperbaiki amalan, demi meraih kemuliaan di dunia dan akhirat. Mereka yakin bahwa kalbu yang bersih sajalah yang akan bermanfaat kelak, sebagaimana keyakinan mereka bahwa amalan saleh saja yang bisa menjadi bekal perjalanan panjang menuju negeri akhirat. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ () إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Pada hari yang tidak bermanfaat harta dan anak keturunan, kecuali orang yang datang dengan membawa qalbun salim. (asy-Syuara: 8889)

Perbedaan Nabi dan Rasul



Nabi dan rasul adalah dua kata yang sering kita dapatkan dalam nash-nash syariat. Tentu sebuah kewajaran ketika muncul pertanyaan, “Adakah perbedaan antara nabi dan rasul? Apakah keduanya memiliki makna yang sama atau berbeda?” Sebagian ulama berpendapat bahwa nabi dan rasul sama, tidak ada perbedaan di antara keduanya dari sisi makna. Namun, pendapat ini tidak diperkuat oleh dalil. Bahkan, tampak bahwa dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah tidak sejalan dengan pendapat ini. Pendapat yang benar adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama. Mereka menyatakan adanya perbedaan antara nabi dan rasul.
Pendapat ini diperkuat oleh dalil-dalil yang sahih dari al-Kitab dan as-Sunnah, termasuk hadits Abu Dzar dan Abu Umamah radhiyallahu ‘anhuma tentang jumlah nabi dan jumlah rasul. Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah setelah menyebut hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu tentang jumlah nabi dan rasul—yang telah kita bahas bersama—berkata, “Ketahuilah, hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu yang baru saja kita sebut, demikian pula hadits-hadits lain yang telah kita ketengahkan sebelumnya, semua menunjukkan adanya perbedaan antara rasul dan nabi. Perbedaan ini ditunjukkan pula oleh al-Qur’an, seperti firman Allah Subhanahu wata’ala,

Rabu, 14 Agustus 2013

Khutbah Iblis

Iblis berkhutbah…??, benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ

"Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…" (Tafsiir At-Thobari 16/563)

Tabiin Terbaik Uwais bin ‘Amir Al-Qoroni

Uwais bin ‘Amir Al-Qoroni adalah tabiin terbaik sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim[1] dari Umar bin Al-Khotthob ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِيْنَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ ((Sebaik-baik tabi’in adalah seorang yang disebut dengan Uwais dan ia memiliki seorang ibu… )). Berkata An-Nawawi, “Ini jelas menunjukan bahwa Uwais adalah tabi’in terbaik, mungkin saja dikatakan “Imam Ahmad dan para imam yang lainnya mengatakan bahwa Sa’id bin Al-Musayyib adalah tabi’in terbaik”, maka jawabannya, maksud mereka adalah Sa’id bin Al-Musayyib adalah tabi’in terbaik dalam sisi ilmu syari’at seperti tafsir , hadits, fiqih, dan yang semisalnya dan bukan pada keafdlolan di sisi Allah”[2]